Label

mikrobiologi (2) Novel (1) Pernik (1) Sinopsis (1)

Sabtu, 24 November 2012

Penggolongan dan jenis bakteri


 
Bakteri adalah suatu organisme hidup yang memiliki struktur sel sangat sederhana dan hanya bersel tunggal (uniselular). Bakteri berkembang lebih banyak di antara semua jenis organisme yang ada. Bakteri dapat ditemukan di berbagai tempat, seperti tanah, air, ataupun sebagai simbiosis organisme lain. Bakteri pertama kali ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674 tepat setelah ditemukannya mikroskop.
Jenis-jenis bakteri sangatlah banyak. Untuk memudahkan mengenalinya bakteri dibagi berdasarkan cara memperoleh makannya, berdasarkan bentuknya, dan yang terakhir penggolongan jenis bakteri berdasarkan proses pewarnaan.

Penggolongan Jenis Bakteri Berdasarkan Cara Memperoleh Nutrisi
Penggolongan jenis bakteri berdasarkan caranya memperoleh nutrisi dapat digolongkan menjadi dua jenis bakteri, yakni jenis bakteri heterotrof dan jenis bakteri autotrof
A. Jenis Bakteri Heterotrof
Zat organik yang berasal dari lingkungan sekitarnya adalah sumber makanan bagi bakteri jenis ini. Jenis bakteri ini melakukan hal itu karena ia tidak dapat membentuk zat organik yang diperlukannya secara sendiri.  Zat organik yang dibutuhkannya bisa berasal dari sisa-sisa organisme makhluk lain. Jenis bakteri heterotrof yang mendapatkan zat organik dari sisa makanan makhluk hidup lain biasa disebut dengan jenis bakteri saprofit atau dikenal juga dengan sebutan jenis bakteri pembusuk. Jenis bakteri pembusukkan menguraikan zat organik dalam sisa-sisa makanan tadi menjadi zat anorganik, seperti H2, CO2, energi,dan mineral. Bakteri tersebut juga terdapat pada usus manusia , jenis bakteri ini akan bekerja maksimal untuk menguraikan serat-serat makanan yang masuk ke dalam usus manusia. Dengan demikian, manusia akan sangat mudah mengeluarkan sisa metabolisme tubuh.
Selain jenis bakteri saprofit yang menguntungkan, ada juga golongan jenis bakteri heterotrof yang merugikan, yakni jenis bakteri parasit. jenis bakteri parasit akan menyebabkan patogen atau sakit karena jenis bakteri ini tidak memakan makanan sisa metabolisme, melainkan mengambil makanan dari zat organik yang masih diperlukan inangnya. 
                 


B. Jenis Bakteri Autotrof
Berbeda dengan jenis bakteri heterotrof, jenis bakteri autotrof mampu membentuk zat organik yang dia perlukan sebagai makanannya sendiri. Jenis bakteri ini dibedakan lagi menjadi dua yaitu, fotoautrotrof dan bakteri kemoautotrof.
Jenis bakteri fotoautotrof adalah jenis bakteri yang memanfaatkan cahaya matahari sebagai energi untuk mengubah zat anorganik menjadi zat organik melalui proses fotosintesis. Contoh dari jenis bakteri ini, di antaranya bakteri hijau dan bakteri ungu.
               
Sementara jenis bakteri kemoautotrof adalah jenis bakteri yang menggunakan energi kimia untuk menghasilkan makanannya. Contoh dari jenis bakteri kemoautotrof adalah Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Nitrosobacter yang dapat memecah NH3 menjadi NH2, air, dan energi.

Nitrosomonas

Penggolongan Jenis Bakteri Berdasarkan Bentuk
Jika penggolongan jenis bakteri berdasarkan cara memperoleh makannya hanya memiliki dua jenis bakteri, maka berbeda dengan jenis bakteri yang digolongkan berdasarkan bentuknya. Penggolongan jenis bakteri berdasarkan bentuknya memiliki beberapa jenis bakteri, yakni jenis bakteri Coccus, jenis bakteri Basil, dan jenis bakteri spiral.
Coccus adalah jenis bakteri yang memiliki bentuk bulat seperti bola dan beberapa variasi bentuknya. Misalnya, mikrococcus (jika bakteri berukuran kecil dan tunggal), diplococcus (jika berjumlah ganda), tetracoccus (jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar), sarcina (jika bergerombol dan membentuk kubus), staphyloccus (jika bergerombol), streptococcus (jika bergandengan dan membentuk rantai).


      
Basil (bacillus) adalah kelompok atau jenis bakteri yang memiliki bentuk batang atau silinder. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah diplobacillus (jika bergandengan dengan berpasangan dua-dua), streptobacillus (bergandengan dan membentuk rantai).
    
Spiril (spirilum) adalah jenis bakteri yang memiliki bentuk lengkung dan beberapa variasinya, seperti vibrio (bentuk koma, lengkung, atau kurang dari setengah lingkaran) dan spiral (berbentuk lengkung, tetapi lebih dari setengah lingkaran).
     

Penggolongan Bakteri Berdasarkan Proses Pewarnaan
Bakteri mempunyai struktur, morfologi dan sifat yang khas. Untuk memahami struktur tersebut kita perlu melakukan proses pewarnaan atau staning karena bakteri yang hidup hampir tidak berwarna. Proses ini memungkinkan kita dapat melihat bagian dalam tubuh bakteri tersebut dan juga dapat mengetahui sifat fisiologinya yaitu mengenai reaksi dinding sel bakteri melalui proses pewarnaan tersebut. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies.
Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul.
Pada pewaranaan differensial terdapat metode Gram, suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka ( reaksi atau sifat bakteri terhadap cat). Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae (penyebab penyakit paru-paru). 
            
     Hans Christian Gram             
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
·         Zat warna utama (violet kristal)
·         Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
·         Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.
·         Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.

Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Metode Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteri bakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar